Masalah Pendidikan di Indonesia







Pendidikan adalah sarana untuk menuju terwujudnya bangsa yang mandiri dan mempunyai daya saing yang tinggi.  Upaya menuju bangsa Indonesia yang mandiri dan mempunyai daya saing tinggi tidak dapat terlepas keterkaitannya dengan program pendidikan nasional. Program pendidikan yang dapat menghasilkan sumber daya manusia yang baik harus di rencanakan secara tepat jalur dan menjadi prioritas program pembangunan nasional sekarang ini. 

Dari sisi sumber daya manusia, masih banyak sumber daya manusia Indonesia yang masih belum mendapatkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.  Hal ini berpengaruh kepada pola pikir masyarakat secara kolektif untuk berpikir lebih maju dan visioner.  Jika diamsusikan pendidikan wajib sembilan tahun berhasil secara signifikan, maka akses masyarakat kepada pendidikan setingkat SMA dan perguruan tinggi adalah tantangan dalam pembangunan pendidikan di masa sekarang dan yang akan datang.

Namun sayangnya, pendidikan di Indonesia masih belum merata dan masih membutuhkan banyak sekali fasilitas yang harus mendukung. Selain itu juga disebabkan oleh berkurangnya kualitas pendidik karena lemahnya inovasi mereka dalam memberikan pelajaran untuk menggali potensi para murid atau anak didiknya. 





Sistem pendidikan di Indonesia yang top-down ­atau dari atas ke bawah, sistem pendidikan ini sangat tidak membebaskan, karena  para anak didiknya dianggap manusia yang tidak tahu apa-apa. Guru sebagai pemberi mengarahkan kepada muridnya untuk menghafal secara mekanis apa isi pelajaran yang diceritakan. Guru sebagai pengisi dan murid sebagai yang diisi. Otak murid dipandang sebagai safe deposit box, di mana pengetahuan dari guru ditransfer ke dalam otak murid dan bila sewaktu-waktu diperlukan, pengetahuan tersebut tinggal diambil saja dan murid hanya menampung apa saja yang disampaikan oleh guru tersebut.

Dari model pendidikan yang demikian maka manusia yang dihasilkan pendidikan ini hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Manusia sebagai objek merupakan fenomena yang justru bertolak belakang dengan visi humanisasi, menyebabkan manusia tercerabut dari akar-akar budayanya. Bukankah kita telah sama-sama melihat bagaimana kaum muda zaman ini begitu menggandrungi dengan hal-hal yang berbau Barat? Oleh karena itu strategi pendidikan di Indonesia harus terlebur dalam “strategi kebudayaan Asia”, sebab Asia kini telah berkembang sebagai salah satu kawasan penentu yang strategis dalam bidang ekonomi, sosial, budaya bahkan politik internasional.

Jadi, banyak sekali faktor yang menjadikan rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia. Faktor-faktor yang bersifat teknis di antaranya adalah rendahnya kualitas guru, rendahnya sarana fisik, mahalnya biaya pendidikan, rendahnya prestasi siswa, rendahnya kesejahteraan guru, rendahnya relevansi pendidikan dengan kebutuhan, kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan. Namun sebenarnya yang menjadi masalah mendasar dari pendidikan di Indonesia adalah sistem pendidikan di Indonesia itu sendiri yang menjadikan siswa sebagai objek, sehingga manusia yang dihasilkan dari sistem ini adalah manusia yang hanya siap untuk memenuhi kebutuhan zaman dan bukannya bersikap kritis terhadap zamannya. Maka di sinilah dibutuhkan kerja sama antara pemerintah dan mesyarakat untuk mengatasi segala permasalahan pendidikan di Indonesia.



Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGERTIAN ETIKA, PROFESI DAN CIRI KHAS PROFESI

Tutorial Streaming VLC dari PC ke Android